QS. Thoha Ayat 132 Pembahasan Tanggung Jawab terhadap Keluarga dan Masyarakat

Daftar Isi

 QS. Thoha Ayat 132

QS. Thoha Ayat 132

Tanggung Jawab terhadap Keluarga dan Masyarakat

ÙˆَØ£ۡÙ…ُرۡ Ø£َÙ‡ۡÙ„َÙƒَ بِٱلصَّÙ„َÙˆٰØ©ِ ÙˆَٱصۡØ·َبِرۡ عَÙ„َÙŠۡÙ‡َاۖ Ù„َا Ù†َسۡ‍َٔÙ„ُÙƒَ رِزۡÙ‚ٗاۖ Ù†َّØ­ۡÙ†ُ Ù†َرۡزُÙ‚ُÙƒَۗ ÙˆَٱلۡعَٰÙ‚ِبَØ©ُ Ù„ِلتَّÙ‚ۡÙˆَÙ‰ٰ  ١٣٢

132.  Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.


Ù„َا

عَÙ„َÙŠۡÙ‡َاۖ

ÙˆَٱصۡØ·َبِرۡ

بِٱلصَّÙ„َÙˆٰØ©ِ

Ø£َÙ‡ۡÙ„َÙƒَ

ÙˆَØ£ۡÙ…ُرۡ

kami tidak

atasnya

dan berteguhlah/bersabarlah

dengan salat

keluargamu/ummatmu

dan suruhlah

Ù„ِلتَّÙ‚ۡÙˆَÙ‰ٰ

ÙˆَٱلۡعَٰÙ‚ِبَØ©ُ

Ù†َرۡزُÙ‚ُÙƒَۗ

Ù†َّØ­ۡÙ†ُ

رِزۡÙ‚ٗاۖ

Ù†َسۡ‍َٔÙ„ُÙƒَ

bagi orang yang bertakwa

dan akibat

Kami memberi rezekimu

kami

rezeki

minta kepadamu

 

Penjelasan

Dalam Sebuah Riwayat yang bersumber dari Rafi’, telah datang seorang tamu mengunjungi Nabi Muhammad saw, dan kebetulan saat itu dirumahnya Nabi SAW tidak ada yang layak dan patut disuguhkan kepada tamu tersebut. Lalu Rosulullah meminta saya untuk meminjam tepung gandum kepada orang Yahudi dan Rasululah akan mengembalikan nanti pada bulan Rajab. Tapi apa yang terjadi ternyata Orang Yahudi itu tidak mau meminjamkan kecuali dengan diberi jaminan. Maka Aku kembali kepada Rasulullah menceritakankan hal itu. Lalu Rasulullah bersabda: Demi Allah aku ini orang yang paling dipercaya di langit dan di bumi. Kalau orang Yahudi itu meminjamkan atau Menjual sesuatu kepadaku pasti aku membayarnya. Bawalah baju besiku ini sebagai jaminan bagi pinjaman itu. Belum lagi aku keluar dari rumah Nabi turunlah ayat ini seakan-akan Allah menghibur Nabi atas kemiskinan itu.

Pada dua ayat sebelumnya dalam usahanya mengajak manusia kepada agama Islam, Allah SWT, memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk tetap bersabar menghadapi kaumnya yang kafir dan terpengaruh oleh kenikmatan dan kekayaan mereka, sebab hal itu akan melemahkan semangat dakwah dan perjuangan. Maka pada ayat 132 ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyeru kepada keluarganya untuk melaksanakan shalat, sebagaimana perintah mendirikan shalat kepada dirinya sendiri. Dalam perintah untuk tidak tergiur kepada kekayaan dan kenikmatan orang orang kafir.

Demikianlah perintah Allah kepada Rasul-Nya sebagai bekal untuk menghadapi perjuangan berat yang patut dijadikan contoh tauladan bagi pejuang yang ingin menegakkan kebenaran dan ketauhidan di muka bumi ini. Mereka terlebih dahulu harus menjalin hubungan yang erat dengan khaliqnya, yaitu dengan cara mengerjakan shalat dan memperkokoh jiwanya dengan sifat tabah dan sabar. Kemudian dalam tafsir at-Thabari dijelaskan bahwa maksud  Ù„َا Ù†َسۡ‍َٔÙ„ُÙƒَ adalah Kami (Allah) tidak meminta harta kepadamu, akan tetapi Kami membebankan kepadamu pekerjaan dengan fisikmu, niscaya kami memberimu balasan yang sangat besar, sedangkan maksud Ù†َّØ­ۡÙ†ُ Ù†َرۡزُÙ‚ُÙƒَۗ adalah adalah Kami memberimu harta kepadamu serta usaha kepadamiu, dan Kami tidak meminta darimu.

Bila perintah Allah ini dilaksanakan secara baik oleh dirinya sendiri dan keluarganya, maka betapapun beratnya perjuangan menegakkan ajaran agama, Insya Allah semuanya akan dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Amanat Allah ini benar-benar telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para shabatnya, sehingga mereka tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dan cacian orang-orang kafir. Dengan cara yang baik dan suri tauladan yang sempurna, maka tidak mengherankan waktu relatif singkat, kurang dari dua puluh tiga tahun, hampir seluruh Jazirah Arab bersedia meninggalkan kebiasaan-kebiasaan jahiliyah mereka kemudian tunduk dan patuh mengikuti anjuran Nabi SAW.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Iman Malik dan Baihaqy dari Aslam, bahwa di antara kebiasaan Umar bin Khaththab r.a. ialah beliau selalu melaksanakan shalat malam (tahajud) sampai hampir fajar tiba. Kemudian meliau membangunkan keluarganya dan memerintahkan mereka melaksanakan shalat, dengan membaca ayat ini. Pelaksanaan perintah Allah ini sekaligus merupakan wujud nyata dari tanggung jawab seseorang terhadap keluarganya agar tidak menjadi umat yang lemah, sehingga dapat diselamatkan dari siksa api neraka. (DEPAG, hal. 168-169)

Kesimpulan

  1. Mempererat hubungan dengan khaliqnya dengan bertasbih dan melaksanakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnat
  2. Memupuk sifat sabar dan tabah dalam dirinya
  3. Jangan terperdaya oleh kesenangan dan kenikmatan kehidupan dunia belaka, tetapi mennjadikan dunia sebagai jenjang menuju kebahagiaan akhirat.
  4. Mengajar Keluarganya agar melaksanakan shalat dan memupuk sifat sabar dan tabah pada diri mereka. (DEPAG, hal. 170)

Posting Komentar