Qur'an Surat Al Dzariyat Ayat 56 (Tujuan Penciptaan Manusia)

Daftar Isi

QS. Al-Dzariyat : 56

QS. Al-Dzariyat : 56
Penjelasan Tentang Tujuan Penciptaan Manusia

 

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ 

56.  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Arti Perkata

لِيَعۡبُدُونِ

إِلَّا

وَٱلۡإِنسَ

ٱلۡجِنَّ

خَلَقۡتُ

وَمَا

supaya mereka menyembah-Ku

kecuali

dan manusia

jin

Aku menciptakan

dan tidaklah

 

Penjelasan ayat

Dalam ayat 56 surat az-zariat ini diterangkan bahwa manusia (dan bahkan jin) wajib menyembang Allah swt. Allah swt menegaskan bahwa jin dan manusia itu diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan jin dan manusia itu supaya menyembah dan beribadah kepada Allah swt.

Ibadah artinya menghambakan diri, tunduk dan patuh kepada Allah swt. Ibadah mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu seluruh ketaatan dan kesetiaan terhadap hukum dan undang-undang Allah swt, baik ketaatan lahir maupun batin. Ada ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.Ibadah mahdhah yaitu ibadah yang sudah ditentukan baik waktu, ukuran maupun caranya. Misalnya shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain.sedangkan ibadah ghairu mahdhah ialah ibadah yang tidak ditentukan waktu dan ukuran kadarnya. Misalnya shadaqah, 'membaca Al Qur'an, menolong orang yang dalam keadaan duka dan lain-lain, sehingga tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak bernilai ibadah.Islam adalah satu-satunya agama yang menegaskan bahwa bekerja adalah ibadah karena seluruh aspek kehidupan manusia harus bernilai ibadah.

Para ahli tafsir berpendapat bahwa maksud ayat tersebut adalah bahwa Allah swt tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan. Maka setiap makhluk baik jin maupun manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya, dan menerima apa yang ditakdirkan-Nya. Maka dijadikan atas kehendaknya dan diberi rizki atas apa yang telah ia tentukan. Tak seorangpun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan madharat karena semuanya adalah dengan kehendak Allah swt. Dalam menyembah Allah, harus ikhlas, tidak dibuat-buat, jujur dan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam melaksanakan agama secara lurus, yaitu jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan kesesatan.

Ibadah adalah implementasi atau perwujudan rasa syukur manusia kepada Allah Swt. yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan yang dengan kemurahan-Nya Allah Swt. memberikan kenikmatan hidup. Sikap tersebut sudah seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, apabila manusia mempunyai kesadaran akan hak itu. Lain halnya apabila manusia tidak mempunyai kesadaran untuk mensyukuri segala yang telah diberikan oleh Allah Swt., maka ia akan menjadi manusia yang tidak mau tunduk, tidak mau taat dan mengingkari Allah Swt. dengan tidak mau beribadah kepada-Nya.

Rasulullah Saw. sebagai teladan kita telah mengajarkan bahwa ibadah bukan saja kewajiban tetapi kebutuhan kita untuk berteima kasih ataupun bersyukur kepada Allah Swt. Dalam sebuah hadis beliau bersabda :

سَمِعْتُ الْمُغِيرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُول إِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَقُومُ لِيُصَلِّيَ حَتَّى تَرِمُ قَدَمَاهُ

أَوْسَاقَاهُ فَيُقَالُ لَهُ فَيَقُولُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا        رواه البخاري

Aku mendengar Al Mughirah ra.berkata; "Ketika Nabi Saw bangun untuk mendirikan shalat (malam) hingga tampak bengkak pada kaki atau betis, Beliau dimintai keterangan tentangnya. Maka Beliau menjawab: "Apakah memang tidak sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari)

Posting Komentar