Instrumen Penilaian Uji Kinerja (UKin) PPG Daljab Kemenag 2025

Instrumen Penilaian Pembelajaran Uji Kinerja (UKin) PPG adalah alat evaluasi yang lengkap dan terorganisir yang digunakan dalam pendidikan profesional untuk menilai kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran. Instrument ini dibuat khusus untuk Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan berfokus pada dua komponen utama: kegiatan pembelajaran dan kepribadian guru. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa guru tidak hanya berbicara dengan baik tetapi juga menjadi inspirasi bagi siswa. Berdasarkan deskripsi standar yang telah ditetapkan, artikel ini akan membahas secara rinci setiap komponen instrumen UKin PPG. Untuk menjadikannya mudah dipahami, pembahasan disusun dengan memberikan penjelasan langkah demi langkah tentang pentingnya setiap aspek, serta contoh aplikasi praktis. Diharapkan bahwa ini akan membantu pembaca, terutama guru dan calon guru, memahami dan menggunakan instrumen ini dalam kehidupan sehari-hari.

Instrumen Penilaian Pembelajaran Uji Kinerja (UKin) PPG Daljab Kemenag 2025

BAGIAN I: KEGIATAN PEMBELAJARAN

Ini menilai proses pembelajaran secara keseluruhan, yang dibagi menjadi tiga fase: pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap fase memiliki indikator khusus yang menekankan pada persiapan, penyampaian, dan evaluasi, dengan fokus pada siswa. Pengembangan karakter siswa, integrasi teknologi, dan pendekatan saintifik didorong oleh instrumen ini.

A. Kegiatan Pendahuluan

Tujuan dari tahap pendahuluan adalah untuk membuat lingkungan belajar yang menyenangkan dan memotivasi siswa sejak awal. Berikut adalah indikator utamanya, bersama dengan penjelasan rinci:


  1. Guru mengondisikan kelas

Guru memulai dengan mengucapkan salam, menanyakan status siswa, mengecek kehadiran, dan memeriksa kondisi ruang kelas (untuk pembelajaran luring) atau jaringan (untuk pembelajaran daring). Misalnya, guru dapat bertanya tentang kejelasan gambar atau suara dalam sesi daring serta memberikan aturan seperti "tetap fokus dan hormati pendapat teman". Sehingga siswa siap untuk belajar dengan baik, langkah ini sangat penting.


  1. Guru memotivasi siswa

Guru memotivasi siswa dengan cerita inspiratif, pertanyaan menarik, atau permainan singkat. Semua metode ini dilakukan dengan benar agar siswa tetap antusias selama kegiatan. "Bayangkan bagaimana pengetahuan ini bisa membantu kalian dalam kehidupan sehari-hari," kata guru, misalnya. Motivasi ini sangat penting untuk mengurangi kebosanan dan meningkatkan keterlibatan siswa.


  1. Guru melakukan apersepsi

Guru menggunakan pertanyaan, diskusi, atau kuis singkat untuk menggali pengetahuan awal siswa dan mengaitkannya dengan materi baru. Misalnya, ketika materinya tentang ekosistem, guru bertanya, "Apa yang kalian tahu tentang hutan?" dan mengaitkannya dengan topik utama. Apersepsi membantu siswa menghubungkan apa yang mereka ketahui dengan apa yang mereka ketahui sebelumnya, yang membuat pembelajaran lebih bermakna.


  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau indikator ketercapaian kompetensi

Tujuan atau indikator disampaikan secara jelas dan lengkap. Salah satu contohnya adalah tayangan PowerPoint yang bertuliskan, "Pada akhir pelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep X dengan benar." Guru juga meninjau pencapaian siswa di akhir sesi. Ini sangat penting untuk memberikan arahan yang jelas kepada siswa dan memberi mereka pemahaman yang kuat tentang apa yang diharapkan dari mereka.


  1. Guru menyampaikan pentingnya kompetensi yang akan dicapai

Dengan menggunakan argumen kuat dari berbagai sudut pandang, seperti keilmuan (seperti, "Ini dasar ilmu pengetahuan"), kehidupan sehari-hari (seperti, "Berguna untuk mengatasi masalah lingkungan"), dan aspek lainnya, guru menjelaskan pentingnya kompetensi. Siswa termotivasi oleh penjelasan ini karena menunjukkan betapa pentingnya kemampuan dalam konteks lebih luas.


  1. Guru menyampaikan garis besar kegiatan pembelajaran

Garis besar, seperti "Kita akan mulai dengan diskusi, lalu eksperimen, dan diakhiri dengan refleksi," disampaikan dengan jelas dan lengkap, dan terkait dengan pembudayaan karakter, seperti tanggung jawab. Siswa mendapat bantuan dalam memahami alur pembelajaran dan mempersiapkan mental.


  1. Guru mengecek/memeriksa kemampuan awal siswa

Guru menggunakan pendekatan seperti tes singkat atau observasi dengan alat yang tepat dan menggunakan hasilnya untuk menyesuaikan pelajaran, seperti memberikan penjelasan tambahan kepada siswa yang kurang berbakat. Pemeriksaan ini memastikan pembelajaran yang inklusif dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

 

B. Kegiatan Inti

Dalam tahap inti dari proses pembelajaran, guru menyampaikan materi secara mendalam, interaktif, dan relevan kepada siswa. Pemahaman, demonstrasi, dan integrasi berbagai elemen ditekankan oleh indikator berikut:


  1. Guru menunjukkan pemahaman materi secara benar

Guru mendeskripsikan materi dengan benar dari berbagai sudut pandang, termasuk teori, aplikasi, dan contoh. Sebagai contoh, menjelaskan hukum Newton dengan menggunakan analogi dari kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang kuat ini membuat siswa belajar sendiri.

  1. Guru mendemonstrasikan keterampilan secara benar

Demonstrasi yang dilakukan dengan benar, lancar, dan mampu menumbuhkan sikap positif siswa, seperti rasa ingin tahu, sangat penting untuk mengajar keterampilan praktis dan membangun kepercayaan siswa.


  1. Guru menunjukkan perilaku positif terhadap materi pembelajaran

Secara teratur, guru menunjukkan sikap positif, seperti ketertarikan terhadap topik, dan mengajak siswa untuk bertindak seperti mereka. Pernyataan seperti "Materi ini menarik karena bisa mengubah dunia!" berdampak pada bagaimana siswa melihat pelajaran.

  1. Guru menyajikan materi pembelajaran secara berurutan

Materi disajikan dalam urutan logis, seperti dari dasar ke lanjutan, dan banyak dilibatkan dengan siswa melalui pertanyaan atau aktivitas. Urutan ini membantu siswa mengikuti alur pemikiran.


  1. Guru menyajikan materi pembelajaran secara terpadu

Mengintegrasikan matematika dengan sains adalah contoh penyajian yang sangat terpadu di mana semua elemen saling terkait tanpa kontradiksi. Ini membantu siswa melihat gambaran luas..


  1. Guru menunjukkan relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan nyata

Guru jelas mengaitkan materi dengan dunia nyata, memberi contoh seperti "Konsep ekonomi ini berlaku dalam pengelolaan keuangan rumah tangga", sehingga siswa lebih termotivasi dan memahami materi dengan lebih baik.


  1. Guru menyajikan pembelajaran yang memadukan pengetahuan materi ajar, pedagogik, serta teknologi (TPACK) dan pendekatan lain yang relevan

Guru menggunakan berbagai media atau teknologi, seperti aplikasi interaktif, untuk mengaktifkan siswa, meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), literasi, kerjasama, kreativitas, komunikasi, dan critical thinking. Sebagai contoh, diskusi kelompok dapat dilakukan dengan menggunakan video instruksional. Pembelajaran menjadi modern dan efektif berkat integrasi ini.


  1. Guru menyajikan langkah pembelajaran sesuai sintaks model atau metode/strategi yang dipilih

Langkah-langkah berbasis saintifik (observasi, hipotesis, dll.) dan mengikuti sintaks model, seperti pembelajaran berbasis pertanyaan. Ini menjamin bahwa pembelajaran dilakukan secara teratur.


  1. Guru melakukan assessment for learning dan/atau assessment as learning

Evaluasi dilakukan dengan instrumen yang tepat, seperti kuis formatif atau refleksi diri, dan hasilnya digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran. Ini membantu guru melacak kemajuan siswa secara real-time.

 

C. Kegiatan Penutup

Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa tahap penutup meningkatkan pembelajaran dan mendorong refleksi.


  1. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran

Dengan meminta siswa untuk membuat kesimpulan sendiri, seperti "Apa intisari yang kalian dapat?" guru mendorong siswa untuk aktif merangkum apa yang mereka ketahui.


  1. Guru melakukan evaluasi hasil belajar

Semua aspek (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dimasukkan dalam evaluasi, yang dilakukan dengan cara seperti tes atau observasi. Ini memastikan penilaian yang menyeluruh.

  1. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran bersama siswa

"Apa yang baik dan perlu diperbaiki?" dan saran perbaikan lainnya diminta oleh guru di luring. Guru menganggap interaksi ini terjadi secara online. Refleksi ini membuat pembelajaran berikutnya lebih baik.


  1. Guru memberikan tugas tindak lanjut setelah kegiatan pembelajaran

Tugas berhubungan dengan pembelajaran, seperti proyek aplikasi, dan membangun karakter sosial siswa, seperti tugas gotong royong. Ini membuat pembelajaran di luar kelas lebih lama.

BAGIAN II: KEPRIBADIAN

Karena kepribadian guru memengaruhi interaksi di kelas dan sikap dan keinginan siswa dalam jangka panjang, bagian ini menilai kepribadian guru sebagai faktor pendukung utama dalam pembelajaran. Untuk memastikan bahwa guru menjadi teladan yang nyata, kepribadian siswa dinilai secara teratur dari awal hingga akhir kelas. Alat ini membagi kepribadian menjadi lima komponen utama: memesona, berwibawa, tegas, penuh panggilan jiwa, dan samapta. Setiap komponen memiliki indikator khusus yang didasarkan pada perilaku yang dapat diamati, dengan penekanan pada cara masing-masing komponen membantu mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Penjelasan menyeluruh tentang setiap indikator tersedia di sini. Ini mencakup definisi, contoh penerapan, relevansinya dalam konteks pembelajaran, dan saran untuk pengembangan.

A. Memesona

Aspek menarik menunjukkan kemampuan guru untuk menarik perhatian siswa dan mendorong mereka melalui penampilan dan interaksi yang positif. Siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar karena ikatan emosional yang dihasilkan oleh kepribadian ini. Komponen ini sangat penting karena dapat membantu meningkatkan retensi pengetahuan dan mengurangi absensi siswa.

  1. Guru menampilkan wajah yang ceria

Dari awal pelajaran hingga akhir pelajaran, guru selalu menunjukkan ekspresi wajah yang ceria, seperti mata yang berbinar dan senyum yang tulus. Sebagai contoh, ketika guru menyambut siswa di awal kelas, dia tersenyum dan mengucapkan, "Selamat pagi, semuanya!" Hari ini kita akan mempelajari sesuatu yang menarik. Pentingnya: Ekspresi yang ceria menyebarkan suasana positif, yang membantu siswa mengatasi stres atau kelelahan. Tips: Latihan di depan cermin akan membantu Anda mempertahankan ekspresi ini saat menghadapi tantangan.

  1. Guru memberikan perhatian pada siswa

Sepanjang kelas, guru memberikan perhatian yang sama kepada semua siswanya. Mereka melakukan hal-hal seperti berinteraksi dengan siswa, memanggil nama mereka secara pribadi, atau menjawab pertanyaan mereka dengan antusias. Sebagai contoh, selama diskusi, guru menatap langsung ke siswa dan berkata, "Bagus, Andi! Ide kamu sangat kreatif." Penting: Perhatian ini meningkatkan kepercayaan diri siswa, mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif, dan membuat mereka merasa dihargai. Tips: Gunakan metode scanning ruangan untuk memastikan bahwa tidak ada siswa yang terabaikan, terutama saat belajar di kelas besar atau melalui internet.

  1. Guru menampilkan keserasian berbusana

Guru mengenakan pakaian sopan dengan model dan warna yang cocok, seperti memadukan pakaian formal dengan aksesori yang sederhana, tanpa elemen yang mencolok atau tidak pantas. Menggunakan seragam guru dengan warna netral yang rapi dan bersih adalah contohnya. Penting: Penampilan yang serasi menunjukkan profesionalisme, mengajarkan siswa tentang pentingnya etika berpakaian dalam kehidupan sosial. Rekomendasi: Pilih busana yang tidak hanya nyaman tetapi juga representatif, dan sesuaikan dengan lingkungan budaya sekolah.

  1. Guru menginspirasi dan memotivasi peserta didik

Guru dapat memberikan motivasi dan inspirasi yang tepat dengan berbagi cerita sukses tentang karakter yang relevan dengan mata pelajaran atau memberikan kata-kata penyemangat yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. "Seperti ilmuwan hebat ini, kalian juga bisa mencapai mimpi dengan belajar giat," kata contoh. Pentingnya: Motivasi ini membentuk keinginan siswa, yang memungkinkan mereka untuk menghubungkan pembelajaran dengan tujuan hidup mereka. Tips: Agar efektif, kumpulkan cerita inspiratif terkait materi dan sesuaikan dengan usia dan latar belakang siswa.

B. Berwibawa

Otoritas guru yang didasarkan pada rasa hormat alami, bukan ketakutan, ditunjukkan oleh elemen berwibawa. Ini menumbuhkan disiplin kelas yang baik dan mendorong siswa untuk berperilaku baik juga. Menjaga ketertiban tanpa menghentikan kreativitas siswa sangat penting.


  1. Guru bertutur kata yang santun dan artikulatif

Sepanjang waktu, guru menghindari menggunakan kata-kata kasar atau ambigu dan menggunakan bahasa yang santun, jelas, dan artikulatif. "Mohon maaf jika penjelasan saya kurang jelas, mari kita bahas lagi," sebagai contoh. Penting: Kata-kata ini menumbuhkan rasa hormat satu sama lain dan berfungsi sebagai model komunikasi yang baik bagi siswa. Rekomendasi: Latih pengucapan kata yang lambat dan jelas, terutama ketika Anda belajar melalui internet, karena suara mungkin berubah.


  1. Guru berperilaku yang disegani

Dalam hal menangani konflik dengan bijak atau memberikan saran yang bijaksana, guru secara alami menunjukkan perilaku yang dihormati. Sebagai contoh, guru mengakhiri perdebatan siswa dengan mengatakan, "Kita hargai pendapat masing-masing untuk belajar bersama." Penting: Perilaku ini menciptakan standar kelas yang baik dan mendorong siswa untuk menghormati otoritas. Tip: Bangun wibawa dengan menjaga konsistensi antara kata dan tindakan.


  1. Guru berpenampilan diri yang tenang

Saat menjawab pertanyaan sulit, guru tetap tenang dan tidak tergesa-gesa. Sebagai ilustrasi, ketika guru menghadapi gangguan, dia mempertahankan ketenangan dan mengatakan, "Mari kita fokus kembali." Penting: Ketenangan ini membuat siswa merasa aman dan membantu mereka mengendalikan emosi mereka. Rekomendasi: Sebelum kelas, pelajari teknik relaksasi seperti pernapasan dalam.


  1. Guru berperilaku yang adil dan objektif

Tanggapan guru sangat tepat, adil, dan termasuk contoh lengkap tanpa bias. Sebagai contoh, guru menyatakan, "Jawaban ini baik karena... tapi bisa ditingkatkan dengan contoh ini," saat menilai jawaban. Pentingnya: Keobjektifan membuat siswa percaya diri dan mencegah mereka merasa tidak adil. Tips: Gunakan standar evaluasi yang jelas dan diterapkan secara teratur.

C. Tegas

Aspek tegas menekankan komitmen guru untuk mengajar tanpa kekerasan, yang membantu siswa membangun disiplin diri. Ini penting untuk menjaga fokus pembelajaran sambil mempertahankan hubungan positif.


  1. Guru memberikan tanggapan kepada siswa

Tanggapan guru sangat tepat, dengan contoh lengkap dan koreksi konstruktif. "Pendapatmu benar, tapi mari tambahkan contoh dari kehidupan nyata ini", adalah contoh. Penting: Tanggapan yang tegas memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa terhina. Tips: Kritik dan pujian selalu membantu Anda tetap termotivasi.

  1. Guru menampilkan rasa percaya diri

Postur tegap dan gerakan mantap guru membuat mereka menarik. Untuk ilustrasi, guru berdiri tegak dan memberikan penjelasan dengan yakin. Penting: Kepercayaan diri ini ditanamkan ke siswa, mendorong mereka untuk melakukan hal-hal baru. Rekomendasi: Bangun dengan mempersiapkan materi yang matang.

  1. Guru berbicara dengan tegas

Berbicara dengan cara yang sangat tegas, ekspresif, dan disegani, guru tidak menggunakan nada yang mengintimidasi. "Sekarang, mari kita kerjakan tugas ini dengan serius," contohnya. Penting: Ketegasan verbal memastikan pembelajaran berjalan lancar. Tip: Variasi intonasi untuk menarik perhatian siswa.

D. Penuh Panggilan Jiwa

Ini adalah bagian dari dedikasi guru untuk panggilan jiwa, yang ditunjukkan dengan semangat dan ketulusan. Ini mendorong siswa untuk melihat pendidikan sebagai hadiah daripada kewajiban.


  1. Guru berpenampilan sigap

Perilaku guru sangat semangat, meyakinkan, cepat, dan tangkas, termasuk dengan cepat menanggapi pertanyaan. Sebagai contoh, guru menjawab pertanyaan siswa dengan cepat. Penting: Kesigapan ini menghidupkan kelas. Rekomendasi: Jaga kesehatan fisik Anda untuk mempertahankan energi.

  1. Guru menampilkan ekspresi antusias

Saat mereka berbicara tentang topik yang mereka sukai, guru menunjukkan ekspresi yang sangat bersemangat dan mahir. Mata mereka berbinar. Sebagai contoh, katakan, "Lihat betapa menakjubkannya fenomena ini!" Penting: Antusiasme menyebar, sehingga siswa lebih terlibat. Rekomendasi: Pilih bahan yang benar-benar disukai untuk ekspresi alami.


  1. Guru tulus ikhlas memberikan bantuan pada siswa

Saat membantu siswa secara pribadi, guru menunjukkan perilaku tulus dengan wajah ceria. "Saya senang membantu kamu memahami ini," sebagai contoh. Penting: Ketulusan menciptakan hubungan guru-siswa yang kuat. Tips: Fokuskan pada kebutuhan siswa, bukan prestasi.

E. Samapta

Aspek samapta mendukung pembelajaran yang inklusif dan peduli, terutama untuk siswa dengan kebutuhan khusus, dengan menekankan kesehatan guru dan kesehatan emosional.


  1. Guru berpenampilan bugar

Dengan gerakan lincah dan postur yang sehat, guru tampak sangat bugar. Berjalan cepat antar meja siswa, misalnya. Penting: Keadaan fisik yang baik memungkinkan guru untuk bertahan selama sesi yang panjang. Tips: Berolahraga secara teratur dan mendapatkan jumlah istirahat yang cukup.

  1. Guru berpenampilan yang ramah

Perilaku yang sangat ramah dan penuh perhatian ditunjukkan oleh guru, seperti menyapa siswa dengan hangat pada awal kelas. "Bagaimana kabarmu hari ini?" sebagai contoh Penting: Keramahan menciptakan lingkungan yang ramah untuk belajar. Tips: Pastikan Anda menggunakan bahasa tubuh yang terbuka, seperti Anda tidak menyilangkan tangan.

  1. Guru suka menolong kepada siswa

Memberikan bantuan tulus kepada siswa yang membutuhkan, seperti membantu mengerjakan tugas tambahan, adalah sesuatu yang sangat disukai oleh guru. "Ayo, saya bantu kamu selesaikan ini setelah kelas," contohnya. Pentingnya: Pandangan ini mengajarkan nilai bantuan. Tip: Gunakan observasi untuk menemukan siswa yang membutuhkan bantuan.

  1. Guru berempati kepada siswa

Guru menunjukkan empati dan empati dengan memahami kesulitan siswa dan memberikan dukungan emosional. "Saya paham ini sulit, mari kita pecah jadi langkah kecil," contohnya. Penting: Memiliki empati membantu siswa menjadi lebih tahan dan mengurangi kegagalan. Tip: Dengarkan siswa secara aktif dan pastikan perasaan mereka benar.

 

Kesimpulan

Instrument UKin PPG menggabungkan kepribadian guru dengan kegiatan pembelajaran untuk membuat pengalaman belajar yang efektif dan bermakna. Dengan memahami dan menerapkan setiap indikator secara menyeluruh, guru memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas siswa mereka sendiri dan juga berkontribusi pada pendidikan berkarakter. Alat ini bukan hanya alat untuk penilaian; itu juga merupakan sarana untuk pengembangan profesional yang berkelanjutan. Untuk memajukan masa depan pendidikan, para pendidik disarankan untuk mempertimbangkan praktik mereka dengan mempertimbangkan alat ini. Instrumen penilaian lengkap dapat di download disini

Posting Komentar untuk "Instrumen Penilaian Uji Kinerja (UKin) PPG Daljab Kemenag 2025"