Studi Kasus Reflektif MASALAH MEDIA PEMBELAJARAN Kurangnya Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran

Dalam kesempatan ini, saya akan berbagi penjelasan Studi Kasus Reflektif UK PPG 2025: Masalah Media Pembelajaran: Kurangnya Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran. Meskipun ini bukan situasi sebenarnya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur, ini dapat membantu bapak ibu dalam mengikuti Ujian Pengetahuan PPG pada Studi Kasus Reflektif.

Studi Kasus Reflektif MASALAH MEDIA PEMBELAJARAN

1.   Mendiskripsikan Masalah/Kasus Nyata Yang Pernah Dialami Secara Mendetail Dan Sistematis

Kondisi yang Diharapkan (Seharusnya):

Dalam pelajaran Fikih di kelas X di MAN 1 Lampung Timur, Pemanfaatan Teknologi seperti proyektor, laboratorium komputer, dan koneksi internet harus digunakan untuk mendukung karakteristik siswa berusia antara enam belas dan enam belas tahun yang lebih suka gaya belajar visual dan interaktif. Tujuan pendidikan harus didukung oleh media pembelajaran, yaitu mendapatkan pemahaman tentang konsep ibadah shalat dan bagaimana melakukannya. Ini dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan interaktif seperti simulasi atau video. Menciptakan pengalaman belajar yang menarik, efektif dalam waktu 2 kali 45 menit, dan menciptakan lingkungan kelas yang ramah seharusnya menjadi prioritas untuk memanfaatkan kemampuan teknologi yang tersedia.

 

Kondisi yang Terjadi:

Pembelajaran Fikih masih bergantung pada metode ceramah yang menggunakan buku teks dan papan tulis sebagai media. Meskipun tersedia, fasilitas teknologi seperti proyektor dan laboratorium komputer jarang digunakan. Materi shalat disampaikan secara lisan tanpa gerakan atau simulasi praktis. Akibatnya, siswa sulit memahami tata cara shalat dengan benar. Hanya 20% siswa terlibat aktif dalam diskusi atau pertanyaan. Karena penjelasan manual yang memakan waktu dan lingkungan kelas yang bising dan panas, pembelajaran sering menjadi tidak efektif. Hasil ujian formatif menunjukkan bahwa 70% siswa tidak mencapai KKM tentang materi shalat..

 

Gap:

Jika siswa tidak memanfaatkan teknologi, ada perbedaan antara penggunaan media konvensional yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa dan potensi penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran interaktif. Kurangnya pemanfaatan teknologi menyebabkan siswa tidak memahami materi, tidak termotivasi, dan tidak terlibat aktif dalam pembelajarn di kelas, dan mengakibatkan waktu pembelajaran yang tidak efisien..

 

2.    Mendiskripsikan Upaya Penyelesaian Yang Sesuai Secara Strategis Dan Efektif

Media pembelajaran berbasis teknologi seperti Powtoon untuk video animasi interaktif dan Quizizz untuk kuis digital dikembangkan untuk mengatasi kurangnya pemanfaatan teknologi:


  1. Praktis (Dapat Digunakan):

Powtoon digunakan untuk membuat video animasi tentang cara shalat yang dapat ditayangkan di proyektor di kelas. Quizizz adalah kuis interaktif yang dapat diakses oleh siswa melalui ponsel mereka atau komputer laboratorium. Kedua media ini mudah digunakan karena hanya memerlukan koneksi internet dan perangkat yang tersedia di sekolah. Mereka juga dapat digunakan dalam waktu pembelajaran dua kali dua puluh lima menit.


  1. Rasional dan Sesuai dengan Masalah:

Media ini menjawab masalah ketidaksesuaian siswa dengan metode pembelajaran dan kurangnya pemanfaatan teknologi. Video animasi Powtoon mendukung gaya belajar visual siswa dengan menampilkan gerakan shalat dengan cara yang jelas dan menarik. Quizizz menawarkan pengalaman kuis interaktif berbasis gamifikasi yang meningkatkan keterlibatan siswa. Media ini menggunakan alat teknologi sekolah yang sebelumnya kurang digunakan, seperti laboratorium komputer dan proyektor.


  1. Relevan dengan Strategi Pembelajaran:

Strategi pembelajaran kooperatif dan demonstrasi didukung oleh media ini. Sementara Quizizz digunakan untuk menilai pemahaman siswa secara real-time, Powtoon memberikan materi dan mengarahkan diskusi tentang tata cara shalat. Metode ini cocok untuk tujuan meningkatkan pemahaman dan praktik shalat.

 

3.   Mendiskripsikan Hasil Dari Upaya/Tindakannya Secara Rinci Dan Jelas

Bentuk Keberhasilan:

Penggunaan Powtoon dan Quizizz meningkatkan keterlibatan siswa dari 20% menjadi 85%, yang ditunjukkan dengan partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok dan kuis interaktif. Hasil tes formatif menunjukkan bahwa 92% siswa mencapai KKM pada materi shalat, naik dari 30% sebelumnya, dan mereka juga lebih baik dalam mempraktikkan gerakan shalat dengan benar.

 

Bukti Pendukung atau Perubahan yang Terjadi:

Observasi: Catatan observasi menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik untuk menonton video Powtoon dan aktif berbicara tentang tata cara shalat.

Hasil Kuis Quizizz: Data Quizizz menunjukkan bahwa tingkat kebenaran jawaban siswa pada kuis pasca-pembelajaran mencapai 89%, dibandingkan dengan 48% pada tes awal berbasis kertas.

Umpan Balik Siswa: Menurut kuesioner kepuasan siswa, 95% siswa menganggap pembelajaran dengan teknologi lebih menarik dan lebih mudah dipahami.

Dokumentasi: Siswa aktif menggunakan ponsel mereka untuk Quizizz dan memperhatikan video Powtoon dengan cermat.

 

Kesesuaian dengan Masalah:

Karena Powtoon dan Quizizz memanfaatkan teknologi secara langsung, keberhasilan ini sangat masuk akal. Kuis interaktif dan video animasi meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa. Mereka juga memanfaatkan sumber daya teknologi yang tersedia dan mendukung tujuan pembelajaran dengan cara yang sesuai dengan karakteristik siswa.

 

4.    Mendiskripsikan pengalaman berharga yang bisa dipetik dari masalah/ kasus yang dihadapi

Cara Penyelesaian Masalah melalui Pengembangan atau Penggunaan Media Pembelajaran:

Pengalaman ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi seperti Powtoon dan Quizizz dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan efektif. Proses pengembangan media juga memerlukan pemahaman tentang kebutuhan siswa dan ketersediaan fasilitas, serta bekerja sama dengan tim IT sekolah untuk memastikan bahwa sistem teknis berjalan lancar.

 

Antisipasi Masalah Serupa:

Untuk menghindari masalah serupa, guru harus memastikan bahwa teknologi dimasukkan ke dalam RPP mereka secara teratur dan membuat inventarisasi fasilitas teknologi secara berkala. Guru harus dilatih dalam kompetensi digital untuk membantu mereka menggunakan media berbasis teknologi. Mengantisipasi masalah teknis seperti gangguan internet dapat dilakukan dengan menyiapkan solusi alternatif, seperti media offline sebagai handout visual.

 

Peningkatan Kualitas Penanganan Masalah Belajar melalui Penggunaan Media Pembelajaran:
Strategi peningkatan kualitas memastikan bahwa media pembelajaran tetap relevan, praktis, dan mendukung tujuan pembelajaran secara optimal. Strategi ini mencakup melibatkan siswa dalam merancang aktivitas pembelajaran, seperti membuat kuis di Quizizz, dan menggunakan umpan balik siswa secara berkala untuk memperbaiki media.

Posting Komentar untuk "Studi Kasus Reflektif MASALAH MEDIA PEMBELAJARAN Kurangnya Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran"