Kami akan membahas Studi Kasus Reflektif Masalah LKPD (Format LKPD Tidak Sistematis dan Membingungkan) yang kami contohkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur pada kesempatan ini. Semoga diskusi ini dapat membantu bapak ibu dalam menjawab soal penelitian kasus PPG Daljad 2025.
1.
Mendiskripsikan Masalah/Kasus Nyata Yang
Pernah Dialami Secara Mendetail Dan Sistematis
Kondisi yang Diharapkan (Seharusnya):
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) di MAN 1 Lampung Timur diharapkan memiliki format yang sistematis, terstruktur, dan mudah dipahami siswa. LKPD harus memiliki urutan yang jelas mulai dari petunjuk, tujuan pembelajaran, kegiatan, dan penilaian, dan sesuai dengan prinsip desain media pembelajaran Kurikulum Merdeka. Ini juga harus mendukung siswa untuk belajar secara mandiri dan terarah.
Kondisi yang Terjadi:
Di kelas X IPS pada mata pelajaran Geografi, saya menemukan bahwa LKPD yang digunakan tidak sistematis dan membingungkan. Instruksi tidak jelas, urutan kegiatan tidak logis, dan tujuan pembelajaran tidak jelas. Misalnya, LKPD berisi daftar pertanyaan yang tidak terorganisir pada topik "Dinamika Litosfer", tanpa panduan langkah-langkah atau penjelasan konteks. Siswa sering bingung tentang apa yang harus dilakukan, menghabiskan waktu untuk memahami instruksi, dan akhirnya tidak menyelesaikan tugas dengan baik.
Gap (Kesenjangan):
Ada perbedaan antara desain LKPD yang diharapkan dan apa yang terjadi di lapangan. Tidak sistematisnya LKPD menyebabkan siswa kesulitan memahami alur kegiatan, menurunkan efektivitas pembelajaran, dan menurunkan motivasi siswa. Masalah utama ini disebabkan oleh kurangnya pedoman desain LKPD yang kuat, kurangnya pelatihan guru dalam pembuatan media pembelajaran, dan kurangnya evaluasi kualitas LKPD sebelum digunakan.
2.
Mendiskripsikan Upaya Penyelesaian Yang
Sesuai Secara Strategis Dan Efektif
Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukan upaya penyelesaian yang mencakup tiga komponen berikut:
Praktis (Dapat Digunakan):
Untuk mata pelajaran Geografi, guru merancang ulang LKPD dengan format yang terstruktur dan sistematis. (1) tujuan pembelajaran, (2) petunjuk penggunaan, (3) kegiatan belajar dengan urutan logis (seperti membaca materi, menganalisis peta, dan menjawab pertanyaan), dan (4) refleksi adalah komponen LKPD baru pada topik "Dinamika Litosfer". Untuk memudahkan pemahaman siswa, LKPD ini menggunakan bahasa yang sederhana dan visual seperti diagram dan dapat diselesaikan dalam 2 kali 45 menit.
Rasional dan Sesuai dengan Masalah:
Fokus utama dari LKPD, ketidaksistematisan dan kebingungan, ditangani dengan desain baru yang mengikuti prinsip desain pembelajaran yang terstruktur. Ini memastikan bahwa setiap komponen LKPD memiliki tujuan yang jelas dan mendukung alur belajar siswa. Untuk memastikan LKPD mudah dipahami dan memenuhi kebutuhan siswa, guru menggunakan MGMP untuk berinteraksi dengan siswa dan rekan guru.
Relevan dengan Strategi Pembelajaran:
Metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka digunakan dalam LKPD baru. Siswa diminta untuk melihat peta tektonik, mempelajari karakteristik gempa bumi Lampung, dan membuat kesimpulan melalui diskusi kelompok. Dengan metode ini, siswa dapat belajar secara aktif sambil mengikuti alur yang terstruktur, yang menghasilkan lebih sedikit kebingungan dan pemahaman yang lebih baik.
3.
Mendiskripsikan Hasil Dari
Upaya/Tindakannya Secara Rinci Dan Jelas
Bentuk Keberhasilan:
LKP baru meningkatkan keterlibatan siswa dan kejelasan pembelajaran. Siswa IPS Kelas X dapat dengan mudah mengikuti alur kegiatan, menyelesaikan tugas sesuai petunjuk, dan menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang materi. Siswa melaporkan bahwa LKPD menjadi lebih mudah dipahami. Tingkat penyelesaian LKPD meningkat dari 50% (LKPD lama) menjadi 88% (LKPD baru).
Bukti Pendukung atau Perubahan yang Terjadi:
- Kuantitatif: Penilaian LKPD rata-rata meningkat dari 68 menjadi 84 (skala 100). Waktu yang dibutuhkan siswa untuk memahami pelajaran berkurang dari lima belas menit menjadi lima belas menit.
- Kualitatif: Ulasan siswa bahwa, dengan diagram dan petunjuk yang membantu mereka memahami materi, LKPD baru lebih jelas dan terarah. Guru pengamat melihat siswa lebih terlibat dalam diskusi dan inkuiri.
- Dokumentasi: Karya siswa, seperti catatan refleksi dan peta analisis tektonik, menunjukkan pemahaman yang lebih terstruktur dan mendalam.
Keberhasilan Masuk Akal dan Sesuai dengan Masalah:
Karena LKPD baru memberikan struktur yang jelas dan petunjuk yang terarah untuk mengatasi masalah kebingungan dan ketidaksistematisan, keberhasilan ini logis. Pendekatan inkuiri terbimbing sesuai dengan karakteristik siswa di MAN 1 Lampung Timur, yang membutuhkan petunjuk jelas tetapi juga mendorong siswa untuk belajar sendiri. Peningkatan hasil belajar dan efisiensi waktu menunjukkan bahwa LKPD baru berfungsi dengan baik untuk mengatasi perbedaan.
4.
Mendiskripsikan pengalaman berharga yang
bisa dipetik dari masalah/ kasus yang dihadapi
Cara Penyelesaian Masalah:
Pengalaman ini menunjukkan bahwa desain LKPD yang sistematis membutuhkan struktur yang jelas dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Kolaborasi dengan MGMP dan penggunaan umpan balik siswa terbukti efektif dalam membuat LKPD yang berkualitas tinggi dan mudah dipahami.
Antisipasi Masalah Serupa:
Untuk menghindari masalah serupa, guru harus mengikuti standar desain LKPD, seperti template yang mencakup tujuan, arahan, kegiatan, dan refleksi. Baik pelatihan tentang pengembangan media pembelajaran maupun evaluasi LKPD yang berkala dapat menjamin kualitas pendidikan dan mencegah kebingungan di masa depan.
Peningkatan Kualitas Penanganan Masalah Belajar:
Pengalaman ini menunjukkan bahwa LKPD yang terstruktur dan sistematis dapat meningkatkan pembelajaran dan kemandirian siswa. Guru dapat membuat lingkungan belajar yang lebih terarah dan bermakna dengan membuat media pembelajaran yang jelas dan mendukung strategi inkuiri. Mereka juga dapat mendorong penciptaan media pembelajaran baru.
Posting Komentar untuk "Studi Kasus Masalah LKPD (Format LKPD Tidak Sistematis Dan Membingungkan)"