Studi Kasus Media Pembelajaran Tidak Sesuai Karakteristik Siswa atau Tujuan Pembelajaran

Pada Kesempatan Kali ini saya akan berbagi dengan penjelasan Studi Kasus Reflektif UK PPG 2025 MASALAH MEDIA PEMBELAJARAN dimana Media Pembelajaran Tidak Sesuai Karakteristik Siswa atau Tujuan Pembelajaran yang kami contohkan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur, Meski ini Bukan Kondisi yang sebenarnya di Madrasah kami, akan tetapi ini dapat membantu bapak ibu dalam menghadapi Ujian Pengetahuan PPG pada Studi Kasus Reflektif

Studi Kasus Media Pembelajaran Tidak Sesuai Karakteristik Siswa atau Tujuan Pembelajaran

1.         Mendiskripsikan Masalah/Kasus Nyata Yang Pernah Dialami Secara Mendetail Dan Sistematis

Kondisi yang Diharapkan (Seharusnya):

Pembelajaran di MAN 1 Lampung Timur pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis untuk kelas XI seharusnya menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa berusia 16-17 tahun, yang mayoritas memiliki gaya belajar visual dan kinestetik, serta membutuhkan pendekatan interaktif untuk memahami materi “Tafsir Ayat-Ayat tentang Akhlak”. Media seharusnya mendukung tujuan pembelajaran, yaitu memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan memanfaatkan fasilitas seperti proyektor, laboratorium komputer, dan akses internet. Pembelajaran seharusnya memungkinkan siswa aktif berdiskusi, berefleksi, dan mengaitkan materi dengan konteks nyata dalam waktu 2x45 menit, dalam lingkungan kelas yang kondusif.

 

Kondisi yang Terjadi:

Dalam praktiknya, media pembelajaran yang digunakan hanya berupa buku teks dan papan tulis dengan metode ceramah. Penyampaian materi dilakukan secara verbal dengan penjelasan teks ayat tanpa visualisasi atau aktivitas interaktif, sehingga tidak sesuai dengan gaya belajar visual dan kinestetik siswa. Media ini juga tidak mendukung tujuan pembelajaran karena tidak membantu siswa mengaitkan makna ayat dengan kehidupan sehari-hari. Fasilitas teknologi seperti proyektor dan laboratorium komputer tidak dimanfaatkan, meskipun tersedia. Akibatnya, hanya 30% siswa aktif bertanya atau berdiskusi, dan 65% siswa tidak mencapai KKM pada tes formatif. Waktu pembelajaran sering terbuang untuk penjelasan berulang, dan lingkungan kelas yang panas serta bising memperburuk konsentrasi siswa.

 

Gap:

Terdapat kesenjangan antara kebutuhan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran dengan penggunaan media konvensional yang monoton. Media yang ada tidak mendukung gaya belajar siswa, tidak memanfaatkan fasilitas teknologi, dan tidak mendorong keterlibatan aktif, sehingga menyebabkan rendahnya pemahaman dan motivasi siswa.

 

2.         Mendiskripsikan Upaya Penyelesaian Yang Sesuai Secara Strategis Dan Efektif

Untuk mengatasi masalah tersebut, dikembangkan media pembelajaran berbasis teknologi menggunakan aplikasi Nearpod untuk presentasi interaktif dan simulasi, serta Padlet untuk diskusi kolaboratif, dengan mempertimbangkan tiga aspek berikut:


a.      Praktis (Dapat Digunakan):

Nearpod memungkinkan guru membuat presentasi interaktif dengan elemen simulasi dan kuis yang dapat diakses siswa melalui ponsel atau komputer di laboratorium, menggunakan proyektor untuk tampilan bersama. Padlet digunakan sebagai platform diskusi digital yang memungkinkan siswa berkontribusi secara real-time. Kedua media ini mudah dioperasikan, hanya memerlukan koneksi internet dan perangkat yang tersedia di sekolah, serta dapat diimplementasikan dalam waktu 2x45 menit.

  1. Rasional dan Sesuai dengan Masalah:

Media ini dirancang untuk menjawab ketidaksesuaian media dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Nearpod menyediakan visualisasi ayat-ayat Al-Qur’an dengan terjemahan dan ilustrasi konteks akhlak, mendukung gaya belajar visual siswa. Fitur simulasi dan kuis interaktif di Nearpod memenuhi kebutuhan gaya belajar kinestetik. Padlet memungkinkan siswa berbagi refleksi tentang penerapan akhlak dalam kehidupan, meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Media ini juga memanfaatkan fasilitas teknologi sekolah yang sebelumnya kurang digunakan. 

  1. Relevan dengan Strategi Pembelajaran:

Media ini mendukung strategi pembelajaran berbasis refleksi dan kolaboratif. Nearpod digunakan untuk menyampaikan materi awal melalui visualisasi dan simulasi, memicu diskusi kelompok tentang makna ayat. Padlet digunakan untuk mendorong siswa berbagi ide dan refleksi secara kolaboratif, mendukung tujuan pembelajaran untuk mengaplikasikan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari.


3.         Mendiskripsikan hasil dari upaya/tindakannya secara rinci dan jelas

Bentuk Keberhasilan:

Penggunaan Nearpod dan Padlet meningkatkan keterlibatan siswa dari 30% menjadi 88%, ditunjukkan dengan aktifnya siswa dalam diskusi kelompok, simulasi, dan kontribusi di Padlet. Hasil tes formatif menunjukkan 91% siswa mencapai KKM pada materi tafsir ayat-ayat akhlak, naik dari sebelumnya 35%. Siswa juga menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengaitkan makna ayat dengan kehidupan sehari-hari.

 

Bukti Pendukung atau Perubahan yang Terjadi:

·     Observasi: Catatan observasi menunjukkan siswa antusias mengikuti simulasi di Nearpod dan aktif berkontribusi di Padlet dengan refleksi yang relevan.

·     Hasil Kuis Nearpod: Data dari Nearpod menunjukkan tingkat kebenaran jawaban siswa mencapai 90% pada kuis pasca-pembelajaran, dibandingkan 47% pada tes awal berbasis kertas.

·     Umpan Balik Siswa: Kuesioner kepuasan menunjukkan 94% siswa merasa pembelajaran lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

·     Dokumentasi: Foto dan tangkapan layar menunjukkan siswa aktif menggunakan ponsel untuk mengakses Nearpod dan Padlet, serta memperhatikan presentasi dengan antusias.

 

Kesesuaian dengan Masalah:

Keberhasilan ini sangat masuk akal karena media Nearpod dan Padlet secara langsung mengatasi masalah ketidaksesuaian media dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Visualisasi, simulasi, dan diskusi kolaboratif meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa, memanfaatkan fasilitas teknologi, dan mendukung tujuan pembelajaran dengan pendekatan yang relevan.

 

4.         Mendiskripsikan Pengalaman Berharga Yang Bisa Dipetik Dari Masalah/ Kasus Yang Dihadapi

Cara Penyelesaian Masalah melalui Pengembangan atau Penggunaan Media Pembelajaran:

Pengalaman ini menunjukkan bahwa media interaktif seperti Nearpod dan Padlet dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa dengan mengakomodasi gaya belajar mereka. Proses pengembangan media memerlukan analisis mendalam tentang karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan ketersediaan fasilitas, serta kolaborasi dengan tim IT untuk memastikan kelancaran teknis.

 

Antisipasi Masalah Serupa:

Untuk mencegah masalah serupa, guru perlu melakukan pemetaan kebutuhan siswa dan fasilitas teknologi sebelum merancang media pembelajaran. Pelatihan rutin tentang penggunaan teknologi pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Menyiapkan media cadangan seperti handout interaktif dapat mengantisipasi kendala teknis seperti gangguan internet atau listrik.

 

Peningkatan Kualitas Penanganan Masalah Belajar melalui Penggunaan Media Pembelajaran:
Strategi peningkatan kualitas mencakup mengintegrasikan media interaktif dalam RPP secara konsisten, melibatkan siswa dalam merancang aktivitas pembelajaran (misalnya, membuat konten di Padlet), dan memanfaatkan umpan balik siswa untuk memperbaiki media secara berkala. Pendekatan ini memastikan media pembelajaran tetap relevan, praktis, dan mendukung tujuan pembelajaran secara optimal.

Posting Komentar untuk "Studi Kasus Media Pembelajaran Tidak Sesuai Karakteristik Siswa atau Tujuan Pembelajaran "