Pada kesempakan kali ini kami akan berbagi tentang Pembahasan Studi Kasus
Reflektif Masalah Strategi Pembelajaran Dengan Tema Strategi Yang
Digunakan Tidak Melibatkan Siswa Secara Aktif yang Kami Contohkan Misalnya
Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur. Semoga Pembahasan ini Dapat membantu Bapak ibu
dalam menjawab Soal Study Kasus Pada Uji Pengetahuan (UP) PPG DALJAB 2025
1. Mendiskripsikan Masalah/Kasus Nyata Yang
Pernah Dialami Secara Mendetail Dan Sistematis
Sebagai guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
di kelas XI MAN 1 Lampung Timur pada tahun ajaran 2024/2025, saya menghadapi
tantangan signifikan terkait strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa
secara aktif. Kondisi yang diharapkan adalah pembelajaran PPKn yang
mendorong partisipasi aktif siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
analitis, dan kolaboratif, serta menghubungkan materi dengan konteks kehidupan
nyata, sehingga siswa dapat memahami nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan
secara mendalam. Kondisi yang terjadi menunjukkan bahwa pembelajaran
didominasi oleh pendekatan teacher-centered, terutama metode ceramah dan
penugasan individu berbasis buku teks. Akibatnya, siswa cenderung pasif, kurang
termotivasi, dan sering kali hanya menyalin catatan tanpa memahami esensi
materi, seperti isu-isu kewarganegaraan, dinamika sosial, atau penyelesaian
konflik berbasis Pancasila. Gap yang terjadi adalah rendahnya
keterlibatan siswa, minimnya pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
dan hasil belajar yang tidak optimal, dengan nilai rata-rata kelas hanya 65,
jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Hal ini terlihat
dari rendahnya partisipasi dalam diskusi, kurangnya inisiatif untuk
menganalisis isu, dan tingkat absensi yang meningkat karena kebosanan.
2. Mendiskripsikan Upaya Penyelesaian Yang
Sesuai Secara Strategis Dan Efektif
Untuk mengatasi masalah tersebut, saya merancang strategi
pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PBL) yang berfokus pada
keterlibatan aktif siswa dengan tema “Analisis Kasus Nyata dalam
Kewarganegaraan”. Praktis: Strategi ini melibatkan pembentukan kelompok
heterogen berdasarkan asesmen awal untuk memastikan kolaborasi yang seimbang.
Setiap kelompok diminta mengidentifikasi isu sosial lokal, seperti konflik
agraria, intoleransi beragama, atau masalah lingkungan, kemudian
menganalisisnya menggunakan nilai-nilai Pancasila dan menyusun solusi dalam
bentuk laporan, presentasi, dan media kreatif seperti poster digital. Saya
menyediakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi panduan analisis,
pertanyaan terbuka, dan ruang refleksi untuk memfasilitasi proses pembelajaran.
Media pembelajaran seperti video dokumenter dari sumber terpercaya (misalnya,
kanal YouTube resmi Kemendikbud) dan infografis interaktif melalui Canva
digunakan untuk memperkaya visualisasi dan pemahaman konteks. Rasional dan
sesuai dengan masalah: PBL dipilih karena pendekatan ini mendorong siswa
untuk aktif mengeksplorasi, berkolaborasi, dan mengaitkan materi dengan
realitas sosial, sehingga secara langsung menangani masalah rendahnya
keterlibatan dan motivasi. Relevan dengan strategi pembelajaran: Media
dan metode ini relevan karena memungkinkan siswa belajar secara kontekstual,
mengembangkan keterampilan abad 21 seperti komunikasi, kolaborasi, dan
pemecahan masalah, serta meningkatkan pemahaman mendalam tentang PPKn melalui
pendekatan yang bermakna.
3. Mendiskripsikan Hasil Dari
Upaya/Tindakannya Secara Rinci Dan Jelas
Keberhasilan penggunaan Strategi Pembelajaran:
Implementasi PBL dengan dukungan media visual dan interaktif berhasil
meningkatkan antusiasme dan keterlibatan siswa. Video dokumenter dan infografis
memudahkan siswa memahami isu kompleks, seperti konflik sosial, sementara LKPD
mendorong mereka untuk berpikir kritis dan reflektif. Suasana kelas berubah
dari pasif menjadi kolaboratif, dengan diskusi kelompok yang hidup dan penuh
ide. Bukti pendukung atau perubahan yang terjadi: Berdasarkan asesmen
formatif, 90% siswa mampu menghasilkan analisis kasus yang mendalam dengan
solusi yang logis dan berbasis Pancasila, seperti solusi mediasi untuk konflik
agraria atau kampanye toleransi berbasis media sosial. Nilai rata-rata kelas meningkat
signifikan dari 65 menjadi 85, melampaui KKM. Presentasi kelompok menunjukkan
kreativitas melalui pembuatan poster digital, video pendek, dan simulasi
solusi, sementara tingkat kehadiran siswa meningkat menjadi 95% karena
ketertarikan mereka terhadap proyek. Siswa yang sebelumnya pasif kini aktif
berkontribusi dalam diskusi dan menunjukkan inisiatif dalam riset. Masuk
akal dan sesuai dengan masalah: Keberhasilan ini logis karena PBL dan media
interaktif mengatasi masalah kebosanan dan kurangnya keterlibatan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, kontekstual, dan
kolaboratif, yang selaras dengan kebutuhan pengembangan keterampilan kognitif
dan sosial mereka.
4. Mendiskripsikan pengalaman berharga yang
bisa dipetik dari masalah/ kasus yang dihadapi
Cara penyelesaian masalah melalui pengembangan atau
penggunaan Strategi Pembelajaran: Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa
strategi pembelajaran yang student-centered, seperti PBL, yang didukung oleh
media pembelajaran yang relevan dan interaktif, dapat secara signifikan
meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa. Penggunaan video,
infografis, dan LKPD terbukti efektif dalam memfasilitasi pemahaman dan
kreativitas siswa. Antisipasi masalah serupa: Untuk mencegah masalah
serupa di masa depan, saya akan secara rutin melakukan asesmen diagnostik untuk
memetakan minat, gaya belajar, dan kebutuhan siswa, serta mengembangkan bank
media pembelajaran berbasis teknologi, seperti simulasi digital atau aplikasi
pembelajaran interaktif, yang relevan dengan konteks lokal Lampung Timur. Saya
juga akan memastikan variasi strategi pembelajaran untuk menjaga dinamika
kelas. Peningkatan kualitas penanganan masalah belajar: Pengalaman ini
memperkuat keyakinan saya bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan berbasis teknologi dapat mengatasi hambatan belajar secara efektif.
Saya belajar untuk lebih peka terhadap dinamika kelas, fleksibel dalam
menyesuaikan strategi, dan proaktif dalam memanfaatkan sumber daya teknologi
untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan kontekstual. Hal ini juga
mendorong saya untuk terus mengembangkan kompetensi profesional melalui
pelatihan dan kolaborasi dengan rekan guru untuk berbagi praktik terbaik.
Posting Komentar untuk "Studi Kasus PPG 2025 Masalah Strategi Pembelajaran (Strategi Yang Digunakan Tidak Melibatkan Siswa Secara Aktif)"